Kisah Ken, seorang tukang kayu sederhana yang kaya raya
Konon, ada seorang pemuda bernama Ken. Ia orang yang sederhana, rajin dan tekun dalam menjalankan pekerjaannya sebagai tukang kayu. Pada suatu hari, saat Ken berjalan memasuki hutan untuk mencari kayu, Ia bertemu dengan seorang Kurcaci yang sedang kelaparan. Kurcaci itu memanggil Ken... “Hai anak muda yang baik hati, tolonglah aku... Berikan aku sedikit bekalmu karena aku sangat kelaparan!” Ken menjawab “Baiklah, Aku akan memberimu sepotong roti bekalku.” Mereka memakan roti itu bersama-sama dan untuk menunjukkan rasa terima kasihnya maka sang Kurcaci memberitahukan kepada Ken tentang sebuah rahasia besar. “Anak muda, aku tidak dapat membalas perbuatan baikmu, tapi aku akan membagikan sebuah rahasia besar padamu sebagai tanda terima kasihku.” Ken membalas “Oh? Apakah itu tuan Kurcaci?” “Pergilah ke sebelah utara hutan ini, disana terdapat sebuah danau yang sangat luas. Disana hidup beberapa ekor angsa berbulu emas, tapi kamu harus berhati-hati karena danau itu sangat dalam dan arusnya kuat.”
Setelah makan, Ken bergegas pergi ke arah utara hutan sesuai petunjuk dari sang Kurcaci. Sesampainya di tepi danau, ia berpikir tentang apa yang harus dilakukannya untuk mengarungi danau yang luas dan dalam itu. Pertama-tama untuk mengarungi danau Ken harus menaiki perahu, maka Ia langsung menebang pohon untuk membuat perahu. Setelah itu, ia membuat alat pancing agar dapat digunakannya untuk menangkap ikan di danau itu, karena ia tahu bahwa tidak mungkin dapat menemukan angsa emas itu dalam waktu singkat. Dalam beberapa hari mengarungi danau, Ken tidak juga menemukan angsa berbulu emas, sepanjang yang ia lihat hanyalah sekawanan angsa biasa berbulu putih, lalu kemudian ia beristirahat di sebuah gua yang terletak di pulau kecil di tengah danau. Ketika beristirahat sambil menikmati makan siangnya, mata Ken dengan jeli tetap mengawasi situasi di sekelilingnya siapa tahu Ia menemukan angsa berbulu emas yang dikatakan kurcaci itu. Dan voilaa.. Sekawanan angsa berbulu emas lewat, jumlahnya 5 ekor. Dengan bergegas Ken mendayung perahunya dan kemudian menangkap angsa-angsa itu lalu pulanglah ia ke rumahnya. Angsa berbulu emas itu dirawatnya dengan baik di pekarangan rumahnya. Setiap setahun sekali angsa-angsa itu bertelur emas dan Ken selalu menyimpan telur-telur emas itu di sebuah brankas di rumahnya. Sepanjang tahun Ken tetap hidup sederhana dan bekerja sebagai tukang kayu tanpa pernah menceritakan kepada siapapun terhadap penemuannya itu. Lambat laun Ken menjadi kaya raya.
Kisah Billy, orang yang terkenal gemar berbagi informasi.
Billy adalah seorang yang sangat terkenal di kotanya, Ia menjadi terkenal dan memiliki banyak pengikut karena Ia seringkali membagikan informasi-informasi tentang dimana letak harta karun berada sekaligus bagaimana cara mendapatkannya. Tentu saja informasi tersebut tidaklah gratis, orang-orang harus membayar sejumlah uang kepada Billy untuk mendapatkan informasi tentang harta karun itu.
Suatu ketika Billy mengetahui adanya spesies angsa berbulu emas di sebuah danau yang luas. Seperti biasa, Billy berteriak di jalanan kota “harta karun, harta karun... Siapa yang mau tahu silakan kemari.” Berbondong-bondong orang datang kepada Billy untuk membeli informasi tersebut. Agar semakin menguntungkan, Billy sekaligus menjual beberapa peralatan yang kiranya dibutuhkan untuk menangkap angsa itu. Esok harinya Billy pergi ke bagian lain dari kotanya dan berteriak hal yang sama, “harta karun, harta karun. Siapa yang mau tahu silakan kemari.” Untuk memanfaatkan psikologis FOMO (Fear of Missing Out) orang-orang, Billy menambahkan kalimat promosinya “Hari ini adalah hari terakhir saya menjual informasi ini dengan harga murah. Besok naik harga!!!” Tidak lupa Billy membawa beberapa orang bayaran untuk memberikan testimoni keberhasilan di masa lalu atas informasi harta karun Billy. Dengan cara ini, Billy menjadi kaya raya dengan cepat.
Di tepi danau, sudah berkumpul ribuan orang yang hendak berlayar mengarungi danau. Ada yang berlayar sendirian menggunakan perahu kecil, ada juga yang berlayar menggunakan sebuah kapal besar bersama-sama. Banyak sekali jumlah perahu dan kapal pada saat itu. Tujuan mereka hanya satu yaitu menemukan angsa berbulu emas yang jumlahnya hanya beberapa ekor itu. Hingga pada suatu saat, salah satu dari mereka menemukan angsa berbulu emas, jumlahnya tidak lebih dari 10 ekor, dengan cepat informasi itu didengar oleh para pencari angsa yang lain. Baik perahu kecil maupun kapal yang besar dengan cepat berlayar ke arah yang sama, ke tempat angsa itu ditemukan. Situasi mencekam terjadi, mereka yang pada awalnya bersama-sama mencari angsa, berubah menjadi musuh. Mereka saling sikut bahkan saling membunuh untuk menjadi yang pertama mendapatkan angsa emas itu. Perahu dan kapal bertabrakan hingga karam ke dasar danau. Hingga pada akhirnya, dari ribuan orang, hanya beberapa gelintir saja yang berhasil pulang membawa angsa berbulu emas itu. Tentu saja apa yang dilakukan ribuan orang tersebut membuat populasi angsa berbulu emas itu terancam punah.
Dongeng di atas ide dasarnya berasal dari Kids Bedtime Story dengan judul asli Bahasa Jerman “Die Goldene Gans” karya Jacob Ludwig Carl Grimm dan Wilhelm Grimm (Brothers Grimm), 1812 yang saya modifikasi.
Moral of the story
Arvest Investing Tenet:
"A good investment should be comes from your own searching and research. Not from widely known information provided by others.”
“Investasi yang baik berasal dari pencarian dan riset sendiri. Bukan dari hal-hal yang ditawarkan oleh orang lain.”
Bagaimana kaitan dongeng di atas dengan investasi?
“People who invest, make money for themselves. People who speculate, make money for their brokers.” ~ Benjamin Graham.
“Orang yang berinvestasi, memperkaya dirinya sendiri. Orang yang berspekulasi, memperkaya brokernya.” ~ Benjamin Graham
Menurut saya hal paling naif yang dapat saya lihat di Pasar Saham adalah investor (baca: spekulator) bertanya dalam grup saham “saham apa yang akan naik besok?” lalu akan ada yang menjawab bahwa saham XYZ akan naik. Ketika terjadi betul besok saham XYZ naik, si pemberi tips saham itu akan mengatakan semacam “Tuh kan, sudah saya bilang kemarin.” Tapi kalau ternyata saham XYZ turun maka perkataannya adalah terkait money management dan mengingatkan akan pasar saham memang ada risikonya, harus disiplin cutloss. Tentu saja ini naif, saham XYZ itu naik bukan karena orang tersebut, hanya tebakannya saja kebetulan benar, tapi dia taking credit seolah-olah analisisnya benar. Kalau tebakannya salah ya memang sudah sewajarnya.
Berapa banyak dari para penghuni Pasar Saham yang membeli saham hanya berdasarkan stockpick baik dari analisis perusahaan sekuritas dengan orang-orang bergelar keuangan, grup broker sekuritas, pakar saham, influencer, atau bahkan sekedar analisis terhadap saham tertentu yang tampak masuk akal namun sudah tersebar secara luas di forum-forum saham?
Dongeng di atas sebenarnya saya buat sebagai ilustrasi saja, bahwa di pasar saham akan selalu ada perusahaan bagus namun dengan harga yang salah. Perusahaan seperti ini bisa jadi jumlahnya sedikit, oleh karena itu sebaiknya ketika kita menemukannya, langsung aja akumulasi secara diam-diam, kalau bisa sebanyak mungkin... Ini adalah kondisi idaman setiap value investor.
Akan menjadi salah apabila tesis analisis kita, disebarkan ke publik, baik dari forum saham atau dengan sosial media sehingga semakin banyak orang yang tahu. Kalau kita bukan orang yang terkenal, mungkin dampaknya tidak terlalu besar, tapi kalau kita adalah orang yang terkenal, influencer saham, pakar saham dengan banyak pengikut, hal ini jadi tidak masuk akal (ingat harga saham naik dan turun digerakkan oleh supply dan demand), bisa terjadi mini bubble. Apabila yang masuk adalah para professional dengan dana jumbo beserta pengikut-pengikutnya, maka harga saham makin jadi tidak beraturan. Perusahaan yang sudah terekpos dan harganya menjadi sangat mahal, sekalipun itu perusahaan yang berkinerja baik, maka kesempatan berinvestasi di dalamnya sudah hilang. Jangan-jangan, mereka sebenarnya mencari uang bukan dari investasi saham, tapi dari orang-orang yang bersedia membayar sejumlah uang untuk diberitahu caranya mencari uang (seperti kisah Billy). Lebih lucunya lagi, di dunia brokerage saham, para broker itu setiap hari memberikan rekomendasi saham ke pengikutnya namun mereka sendiri tidak memiliki posisi sama sekali di saham yang direkomendasikan itu, tentu Anda sudah tahu apa maksudnya bukan?
Saham perusahaan berkinerja baik yang dijual dengan harga yang salah (undervalued) itu ibarat permata tersembunyi (hidden gem). Yang namanya hidden gem itu tentu saja hanya diketahui sedikit orang saja, jika permata yang berkilau itu sudah terekpos/diketahui banyak orang, maka sudah bukan lagi hidden gem. Hal ini berlaku di semua instrumen investasi selain saham, sehingga jika Anda melihat ada instrumen investasi yang sudah banyak di tawar-tawarkan oleh orang lain, itu sudah bukan lagi investasi yang baik, karena sudah diketahui banyak orang.
So, ketika Anda merasa sedang berinvestasi namun apa yang Anda lakukan mirip seperti para pencari Angsa Bertelur Emas di kisah Billy, maka Anda sebenarnya terjebak dalam Ilusi Investasi. Anda tidak benar-benar sedang berinvestasi! Mungkin Anda tidak sedang memperkaya diri sendiri, tapi Anda memperkaya orang lain.
Thanks for reading...